google-site-verification=82PdpwdCu4bGf44-_1RqOUmGCL486EA2zsKIthhSql8

Sabtu, 16 Juni 2018

Jangan Ngecas Baterai Ponsel Sembarangan Saat Libur Lebaran

Jakarta - Ponsel saat ini seakan telah menjadi perangkat mobile wajib yang harus dibawa ke mana pun, termasuk ketika dalam perjalanan mudik saat libur Lebaran. Namun, pengguna ponsel kerap menghadapi masalah kehabisan daya baterai, sehingga kadang terpaksa mengisi ulang di tempat umum. Mengisi daya baterai di tempat umum memang terlihat aman, padahal ada risiko pembajakan. Pembajakan siber terus berkembang seiring perubahan zaman. Jika di waktu lampau pembajakan harus dilakukan melalui layanan internet, saat ini hal tersebut bisa dilakukan melalui tempat isi ulang baterai ponsel. Artinya, tempat-tempat umum seperti bandara, stasiun, rest area, rumah makan dan lainnya, berpotensi menjadi tempat peretasan. Dikutip dari keterangan resmi perusahaan keamanan, Eset, sebuah teknik peretasan baru yang disebut Juice Jacking, belakangan menjadi momok baru yang ditakuti oleh pengguna ponsel. Teknik ini mampu meretas gadget melalui USB yang biasa digunakan untuk mengisi ulang.

  Mengenal Metode Juice Jacking

Tidak peduli jenis ponsel, semuanya memiliki kesamaan, yaitu membutuhkan power supply berupa kabel yang sama dengan koneksi data. Artinya, kabel untuk mengisi ulang baterai di ponsel merupakan kabel yang sama untuk mentransfer dan menyinkronkan data. Data atau power pada kabel yang sama, menjadi jalan bagi peretas untuk masuk dan mendapatkan akses ke ponsel selama proses pengisian. Penjahat siber memanfaatkan USB kabel data atau power untuk mengakses data telepon atau menyuntikkan kode berbahaya ke perangkat, dan teknik ini dikenal sebagai Juice Jacking. Pencurian data dengan metode ini telah menjadi ancaman terbesar bagi pengguna gadget setiap kali mengisi ulang baterai. Oleh karena itu, bagi para pemudik yang sedang kehabisan baterai di jalan, agar berhati-hati setiap kali ingin mengisi ulang baterai ponsel atau gadget. "Kesadaran keamanan harus dibangun oleh diri sendiri, lakukan persiapan semenjak dini dengan melakukan tindakan pencegahan yang diperlukan agar terhindar dari serangan siber yang mengincar data-data berharga dalam ponsel, terlebih lagi data finansial," tulis Eset dalam keterangannya, Jumat (15/6/2018).

Metode Pencegahan Juice Jacking

Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

Mengetahui bahaya yang mengancam keamanan merupakan modal awal, langkah selanjutnya adalah tahu bagaimana cara menghadapinya. Berikut beberapa tips pengamanan yang disarankan oleh para peneliti keamanan di ESET agar terhindar dari bahaya Juice Jacking. 1. Biasakan mengisi daya baterai telepon di rumah dan kantor ketika tidak aktif menggunakannya. Tindakan ini mampu meminimalisasi Juice Jacking secara maksimal. 2. Bawa baterai backup (power bank) atau baterai cadangan eksternal, sehingga tidak mengisi ulang baterai di ruang publik. 3. Hindari pengisian ulang perangkat mobile di tempat-tempat publik, yang hanya menyediakan port USB untuk mengisi ulang daya baterai. 4. Hanya mengisi ulang menggunakan charger dan kabel data milik sendiri dengan langsung terhubung ke listrik.

Metode Pencegahan II

Ilustrasi Hacker (iStockPhoto)

5. Untuk memastikan smartphone hemat pemakaian, Anda dapat memanfaatkan software tambahan meskipun teknik ini tidak bisa menjamin memberikan penghematan yang signifikan. Namun, tidak efektif lebih baik daripada tidak melakukan apa pun. 6. Kunci Telepon. Sebaiknya pastikan ponsel hanya bisa diakses menggunakan PIN atau setara passcode untuk mengindari pairing pada ponsel. Perangkat iOS hanya dapat di-pairing ketika tidak terkunci. Tapi sekali lagi, perlu diketahui bahwa pairing berlangsung dalam hitungan detik, jadi pastikan ponsel benar-benar selalu terkunci saat tidak digunakan untuk menghindari tindakan kejahatan siber. 7. Cara lain yang paling efektif dan nyaman adalah menggunakan kabel USB dengan kabel data yang dihapus, jadi hanya berfungsi sebagai pengisi baterai saja. Kabel macam ini menghilangkan dua kabel untuk transmisi data dan hanya memiliki dua pasang kabel sebagai transmisi daya. Namun imbasnya, kemampuan mengisi daya akan lebih lambat dari biasanya. 8. Bila bepergian menggunakan mobil, dapat menggunakan perangkat pengisian yang dihubungkan ke lighter yang ada. Berbekal langkah-langkah di atas, pemudik dapat dengan tentram mengisi ulang daya baterai saat di perjalanan. Namun, tips ini juga berlaku untuk hari-hari biasa, tidak hanya saat sedang mudik atau liburan. Sebaiknya mengisi ulang baterai di tempat yang aman, aktifkan fitur keamanan yang disediakan oleh sistem operasi, dan hindari mengisi ulang ponsel atau gadget di tempat pengisian yang tidak jelas atau ke komputer/laptop milik orang lain. Untuk lebih mendukung keamanan perangkat Anda, gunakan antivirus super ringan sehingga tidak membebani kinerja smartphone dan menjamin kelancaran saat beraktivitas online. Sumber: liputan6.com bebas

Kamis, 14 Juni 2018

Isi Pidato Yahya Staquf di Jerusalem soal Israel-Palestina

Jakarta, CNN Indonesia -- Kunjungan Yahya Cholil Staquf ke Yerusalem menuai kecaman dan kemarahan dari kalangan pembela Palestina. Meski menyatakan lawatan itu tidak mewakili posisinya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden, ataupun Nadhlatul Ulama dimana dia menjadi Sekjen.  Sejumlah kalangan menyayangkan lawatan Yahya yang terjadi di saat Israel melibas demonstran Palestina di Jalur Gaza. Lebih dari 120 demonstran Palestina tewas dan 3.700 lainnya luka-luka.

Dalam pidatonya yang diterima CNNIndonesia.com, Yahya Staquf menyatakan misinya, selain atas nama pribadi sebagai warga muslim, tapi juga menyerukan kepada Israel dan Palestina untuk menghentikan konflik.

Berikut pidato Yahya di Yerusalem:


Saya mengucapkan terima kasih kepada ICFR (Israel Council on Foreign relations) yang telah mengundang saya untuk datang dan berbicara di forum ini. Saya terharu. Saya, seorang Muslim, dari negeri mayoritas Muslim terbesar, dari organisasi Islam terbesar. Di tengah atmosfer yang diwarnai ketegangan, bahkan permusuhan, kebencian dan dendam, Anda mengundang saya. Anda meminta saya untuk berbicara. Dan Anda siap mendengarkan. Saya terharu. Saya tidak melihat makna lain dari ini, selain bahwa Anda semua mempunyai niat baik. Anda tulus menginginkan jalan keluar dari kemelut ini. Anda percaya, atau sekurang-kurangnya ingin menguji kepercayaan Anda, pada harapan akan perdamaian. Dan masa depan yang lebih baik.

Senyatanya, saya datang kesini bukan atas nama Indonesia, negeri asal saya, bukan pula atas nama Nahdlatul Ulama, organisasi tempat saya mengabdi. Saya datang atas nama kegelisahan dan kesedihan saya pribadi. Kegelisahan dan kesedihan yang tumbuh diatas kesaksian saya akan penderitaan orang-orang Palestina. Karena penderitaan mereka bukanlah milik mereka sendiri saja. Penderitaan mereka adalah juga kekalutan Bangsa-bangsa Arab dan kegalauan Dunia Islam. Dan pada saat yang sama, laksana gambaran di seberang cermin, penderitaan Palestina adalah juga keresahan Israel dan kegamangan Dunia Barat. Dan kini, setelah berpuluh-puluh tahun, semua itu hampir-hampir mengarah pada keputusasaan umat manusia.

Saya tidak tahu, apakah masih ada diantara kita yang menyaksikan sendiri, bagaimana semua ini dimulai. Yang jelas, kita semua adalah anak-anak dari sejarah yang penuh masalah (troubles). Sejarah yang diwarnai curiga, kebencian, rasa sakit dan amarah. Sejarah yang bergulir diluar kendali kita. Rangkaian sebab-akibat dari tindakan-tindakan diluar keputusan kita. Sejarah yang mewariskan kepada kita permusuhan dan ikatan saling menyakiti seolah perjanjian takdir.

Izinkan saya bertanya: apakah kita ingin meneruskan warisan yang sangat tidak nyaman ini kepada generasi mendatang? Apakah kita senang anak-cucu kita merasakan ketidakberuntungan dan sakit seperti yang kita hidupi sekarang?
Sudah berapa lama kita menanggung sakit ini? Sejak puluhan tahun yang lalu? Ratusan tahun? Ribuan tahun?

Kini Anda memperingati 70 tahun berdirinya Negara Israel. Baiklah. Sudah berapa banyak, sejak 70 tahun yang lalu itu, orang mencoba menghentikan kemelut ini? Kakek-nenek kita? Bapak-ibu kita?

Orang-orang besar datang dan pergi. Melakukan tindakan-tindakan paling berani. Berjuang untuk saling mengalahkan atau mendamaikan. Dan hari ini, kita masih seperti ini.

Guru saya, Kyai Haji Abdurrahman Wahid, enam belas tahun yang lalu menceritakan pandangan seseorang tentang upaya penyelesaian masalah Israel-Palestina, yang menurut guru saya sangat menarik (compelling). Menurut orang itu, upaya-upaya yang telah dilakukan selama ini hanya mempertimbangkan aspek-aspek politik dan militer, melibatkan hanya pemimpin-pemimpin politik dan militer, dan terbukti gagal. Maka patut dicoba untuk menambahkan unsur baru dalam upaya-upaya itu, yaitu unsur agama, dengan memberdayakan inspirasi-inspirasi agama dan melibatkan pemimpin-pemimpin agama.



Guru saya melihat gagasan itu sangat menarik. Tapi beliau juga melihat masalah besar, bahwa didalam setiap agama itu sendiri terdapat pertentangan-pertentangan pandangan, interpretasi, dan madzhab, bahkan pertentangan-pertentangan pula diantara para pemimpinnya. Maka gagasan itu kelihatan menarik sekali saat diucapkan, tapi pasti sulit sekali untuk diwujudkan.

Di Kedutaan Besar Israel di Washington, DC beberapa minggu yang lalu, seseorang meminta konfirmasi saya mengenai adanya ajaran-ajaran Islam yang mendorong permusuhan terhadap Yahudi. Saya tidak menjawab secara langsung pertanyaan itu. Saya katakan, saya ingin mencari jalan keluar. Dan kalau agama menghalangi jalan keluar, mari kita tinggalkan saja.

Bukan maksud saya menyarankan agar orang melepaskan diri dan membuang agama. Saya sendiri beriman kepada Tuhan dan rasul-rasulNya: Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad dan semua lainnya. Iman yang saya pilih ketimbang nyawa saya. Tapi dogma-dogma adalah interpretasi. Jika suatu interpretasi agama tidak membantu kita memecahkan masalah, mari kita jelajahi interpretasi-interpretasi lainnya.


Dokter mangatakan bahwa obat apa pun tidak akan ada gunanya bagi penderita diabetes dan penyakit jantung, kecuali mereka mengubah gaya hidup dan pola makan. Al Qur'an mengatakan:

إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم

"Sesungguhnya Tuhan tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka".

Jika ditengah perseteruan ini kita terus ngotot memandang pihak lain sebagai musuh, bagaimana mungkin kita mampu melihat peluang bagi perdamaian? Apa gunanya berbagi ini dan itu, menyepakati ini dan itu, mengatakan ini dan itu, jika kita tak pernah bersedia melepaskan cita-cita untuk membasmi lawan? Apakah kita akan terus bertarung sampai salah satu pihak musnah, walaupun harus selama-lamanya hidup dalam kesengsaran?


Jika ingin menghentikan konflik, kita harus menghilangkan sebabnya. Kini setiap orang mengklaim bahwa sebab konflik ini adalah ketidakadilan. Maka masing-masing pihak menuntut keadilan. Tapi masing-masing punya perhitungannya sendiri-sendiri tentang apa yang adil dan apa yang tidak adil. Dan konflik pun terus berlangsung tanpa ada ujungnya.

Izinkanlah saya mengatakan sesuatu yang semua orang sudah tahu tapi entah kenapa enggan mengingatnya, apalagi melaksanakannya. Bahwa keadilan bukan hanya soal menuntut, tapi juga soal memberi. Maka keadilan tak mungkin terwujud tanpa kasih-sayang. Orang yang tidak bersedia memberikan kasih-sayang tidak mungkin mau mempersembahkan keadilan. Ini adalah ruh agama. Inilah ruh iman.

Tidakkah Anda melihat kini, bahwa akar konflik ini bukan lagi ketidakadilan, tapi permusuhan. Kebencian kepada pihak lain akan senantiasa mendorong Anda untuk berbuat tidak adil kepada mereka dan menyakiti mereka.



Apakah hilangnya permusuhan tergantung pada kepuasan semua pihak akan keadilan? Bagaimana mungkin? Sedangkan masing-masing punya perhitungan yang berbeda tentang keadilan dan bersikukuh dengan keinginan untuk saling menghancurkan?

Tidak. Hilangnya permusuhan adalah soal pilihan. Apakah kita memilih dendam atau memaafkan? Apakah kita memilih kebencian atau kasih-sayang? Apakah kita memilih bertarung hingga musnah atau berdamai dan bekerja sama?

Jelas bahwa pilihan-pilihan yang menjadi syarat bagi perdamaian bukanlah pilihan-pilihan yang mudah. Tapi selama kita tidak mengubah pilihan dari yang selama ini kita jalani, tidak akan ada jalan keluar sama sekali.
[Gambas:Video CNN]

O, Palestina, dapatkah engkau mengistirahatkan jiwamu dari kemarahan dan dendam? O, Israel, dapatkah engkau menunda keresahanmu tentang rasa tak aman? O, Arab, dapatkah engkau merelakan ruang untuk berbagi? O, kaum Muslimin dan Yahudi, dapatkan kalian meletakan rasa saling curiga dan membangun masa depan bersama dengan ruh iman? O, Dunia! Dapatkah kalian membuat jeda dari perebutan kuasa dan sumberdaya-sumberdaya untuk perduli pada manusia? Manusia dengan darah dan daging seperti dirimu? Manusia dengan hati dan jiwa seperti milikmu? Manusia dengan orang-orang yang disayangi seperti engkau dengan kekasih-kekasihmu?

إلى الله المشتكى وهو المستعان ولا حول ولا قوة إلا يالله العلي العظيم

Tuhanlah tempat mengadu dan Tuhanlah tempat memohon pertolongan dan tiada daya dan kekuatan selain dengan pertolonganNya.

(nat) Isi Pidato Yahya Staquf di Jerusalem soal Israel-Palestina

Senin, 04 Juni 2018

Dianggap Kejahatan Perang, Penembak Razan Al-Najjar Bisa 'Diseret' Ke Tiang Gantungan

Palestina - Kematian relawan medis perempuan Palestina Razan Al-Najjar setelah ditembak oleh penembak runduk (sniper) Israel di Jalur Gaza, Palestina, ramai diperbincangkan.
Hampir semua mengutuk tindakan keji tentara Israel terhadap Najjar.
Apalagi, Najjar yang baru berusia 21 tahun tersebut ditembak saat sedang menolong seorang demonstran yang terluka di Khan Younes.
Selain itu, Najjar juga mengenakan seragam putih yang menandakan dirinya adalah petugas medis serta mengangkat tangannya yang menandakan dia bukanlah ancaman.
"Namun, mereka tetap menembaknya," ujar salah seorang saksi mata.
Selain Najjar ada empat paramedis lain yang dilaporkan mengalami luka-luka saat unjuk rasa berlangsung, Jumat (1/6/2018).
Menteri Kesehatan Palestina, Jawad Awwad, menyebut tindakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) masuk dalam kategori kejahatan perang.
"Aksi pasukan Israel merupakan bentuk pelanggaran langsung konvensi internasional," kecam Awwad seperti dilansir Russian Today.
Sementara Menteri Kehakiman Palestina, Ali Abu Diak, mendesak agar Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengambil tindakan.
"Saya meminta ICC untuk mendokumentasikan kebrutalan Israel, dan menyeret mereka yang bertanggung jawab atas kejahatan perang," kata Diak.
Kejahatan Perang
Kematian Najjar yang merupakan seorang paramedis di medan perang akibat tembakan dari tentara Israel secara jelas telah melanggar Konvensi Jenewa tahun 1949.

Sebab, salah satu poin penting dalam konvensi tersebut adalah bahwa paramedis mendapat perlindungan ketika berusaha menyelamatkan mereka yang terluka dalam konflik.
Pasal 24 dalam konvensi secara khusus menyebutkan "paramedis yang melakukan pencarian, pengumpulan, atau perawatan luka-luka harus mendapat perlindungan khusus".
Apalagi, Najjar secara jelas menggunakan seragam putih paramedis serta mengangkat tangannya saat akan menyelematkan salah seorang demonstran.
Jika pada akhirnya apa yang dilakukan penembak runduk Israel terhadap Najjar benar-benar terbukti sebagai kejahatan perang menurut Pengadilan Kriminal Internasional, maka hukuman yang akan dijatuhkan sangatlah berat.
Sebab, sampai saat ini, hanya ada dua jenis hukuman untuk penjahat perang: hukuman seumur hidup atau hukuman mati.
Ribuan Warga Palestina Hadiri Pemakaman Razan Al Najjar Ribuan warga Palestina pada Sabtu (2/6/2018) menghadiri pemakaman seorang relawan paramedis perempuan yang tewas oleh tembakan Israel di perbatasan Gaza.
Razan Al Najjar (21), seorang relawan kementerian kesehatan Gaza tewas ditembak pada bagian dadanya di dekat wilayah Khan Yunis pada Jumat (1/6/2018).
Kru medis dan ambulans menghadiri pemakaman Razan. Sementara, ayahnya terlihat memegang baju medis putih yang sudah bersimbah darah.
Beberapa pelayat menyerukan balas dendam atas aksi pasukan Israel.
Ribuan Warga Palestina Hadiri Pemakaman Razan Al Najjar 

Setelah pemakaman berakhir, puluhan orang mendatangi pagar perbatasan dan melemparkan batu ke tentara Israel.
Razan sedang mengobati seorang pria yang terkena gas air mata ketika dia ditembak.
Kepada The New York Times, seorang kerabatnya, Ibrahim Al Najjar mengatakan, Razan berjarak sekitar 90 meter dari pagar saat ditembak.
Seorang saksi mata mengatakan, Razan datang dengan mengenakan seragam putih yang menandakan dia adalah petugas medis.
"Dia telah mengangkat tangannya sehingga bisa terlihat oleh pasukan Israel. Namun, mereka tetap menembaknya," ujar saksi mata itu.
Bulan lalu, The New York Times mewawancarai Razan di Gaza. Dia merupakan satu-satunya petugas medis perempuan yang bertugas dalam darurat medis selama aksi protes.
"Kami memiliki satu tujuan, yaitu untuk menyelamatkan nyawa dan mengevakuasi orang," katanya.
"Dan mengirim pesan ke dunia bahwa tanpa senjata, kita bisa melakukan apa saja," imbuhnya.
Seorang relawan ambulans Izzat Shatat mengatakan, dia dan Razan berencana untuk mengumumkan pertunangan mereka pada akhir Ramadhan ini.
Pada Minggu (3/6/2018), juru bicara kesehatan Gaza Ashraf Al Qudra mengumumkan kematian Mohammad Hamada (30) yang terluka dalam bentrokan pada 14 Mei lalu.

Kematian Hamada menambah jumlah warga Gaza yang tewas oleh tembakan Irael sejak akhir Maret lalu menjadi 124 orang.
Sejak 30 Maret 2018, warga Gaza melakukan protes di perbatasan untuk menuntut kembalinya warga Palestina ke tanah mereka setelah diusir dan melarikan diri selama perang pada 1948.
Simak video di bawah ini:

Artikel ini sudah tayang di Intisati Online dengan judul: 'Bermodal' Hukum tentang Kejahatan Perang, Penembak Razan Al-Najjar Bisa 'Diseret' ke Tiang Gantungan